World Conference of Therapeutic Community

Konferensi Therapeutic Community Sedunia ke-25
Bali, 6 – 10 November 2012
wftc-1World Federation of Therapeutic Community (WFTC) menyelenggarakan Konferensi TC se-Dunia (World Conference of Therapeutic Community) yang ke-25. Konferensi ini diselenggarakan di Sanur Paradise Plaza Hotel – Bali dari tanggal 6 – 10 November 2012. Sekitar 580 peserta yang berasal dari 34 negara mengikuti konferensi tingkat dunia yang mengusung tema “Pengembangan Pribadi dan Recovery melalui Therapeutic Community” (Individual Growth and Recovery through the TC).

Seperti diketahui Therapeutic Community (TC) adalah salah satu bentuk terapi yang banyak dipakai untuk menolong pecandu dan keluarga dalam mengatasi perilaku kecanduan Narkoba. Sistem TC sendiri ditemukan dan dikembangkan oleh Mgr. William B.O’Brien yang sekaligus sebagai pendiri Pusat Rehabilitasi Internasional Daytop di Amerika.

TC adalah sebuah lingkungan terstruktur yang dibentuk untuk saling menolong antara sesama pecandu narkoba. TC mengandung konsep dasar yang mengusung kejujuran, saling mendukung satu sama lain, sekaligus juga menolong diri sendiri. Melalui lingkungan yang terstruktur ini diharapkan dapat membentuk gaya hidup baru yang sehat dan bebas dari ketergantungan narkoba.

World Federation of Therapeutic Community (WFTC) adalah sebuah organisasi internasional untuk Therapeutic Community. WFTC menjadi tempat untuk berbagi, saling memahami dan menjalin kerjasama dalam gerakan TC global sekaligus untuk memperkenalkan metode TC bagi organisasi lainnya. WFTC menggunakan pendekatan holistik dalam pemulihan dengan menyertakan unsur medis, psikiatrik, dan sosial, juga memberikan pelatihan bagi para profesional. WFTC juga berperan dalam memperkenalkan model TC sesuai  dengan kultur program di banyak negara di dunia.

Sejak tahun 1976 WFTC secara rutin mengadakan konferensi tingkat dunia dimana para peserta saling berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai TC. Melalui konferensi ini, beserta dukungan dari empat Institut Internasional, dan anggota  yang berasal dari 68 negara, mereka berusaha mencari bentuk treatment yang terbaik bagi penderita penyakit kecanduan.

Konferensi WFTC di Bali tahun 2012 ini adalah konferensi yang ke-25 kalinya. Dengan konferensi ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai terapi yang baik, dimana seseorang dapat merubah perilakunya, bekerjasama dalam kelompok terapi, dan menerima aturan dalam komunitas tempat tinggal mereka, dan sebagainya.

ImageHari pertama konferensi diisi dengan upacara pembukaan yang dilakukan oleh Presiden WFTC Anthony Gelormino (USA), Pastor Lambertus Somar, MSC dari Yayasan Kasih Mulia, dan Kepala BNN KomJen. Pol. Gories Mere. Setelah makan siang dilanjutkan dengan laporan-laporan dari WFTC, TCA, AFTC, EFTC, FLACT, SFTC yang merupakan organisasi-organisasi TC di benua atau negara. Setelah istirahat (tea break) ada acara perkenalan anggota baru WFTC yaitu dari Afrika, India, Pakistan, dan Indonesia. Hari pertama ditutup dengan makan malam (dinner) bertemakan “Bali Cultural Night”.

Hari Kedua, diadakan sidang pleno I (Plenary I) dengan topik  utama “Kontribusi TC dalam Pemulihan (“TC Contribution to Recovery”). Pembicara dalam Plenary I ini ada enam orang yaitu :

  1. Dr. George De Leon, pendiri dan mantan Direktur Pusat Penelitian TC di New York
  2. James A. Pitt, MA dari Oddysey House – Australia
  3. Eddie Castilio dari Filipina yang mewakili AFTC
  4. David Kerr dari Kelompok Penasehat Pemulihan (Recovery Advisory Group) – USA
  5. Martin Infante dari SELF – Filipina
  6. Gabriel Mejia dari Colombia.

Pada siang harinya peserta dibagi menjadi delapan Group. Masing-masing Group menyelenggarakan Workshop dengan topik yang berbeda namun masih berkaitan dengan tema utama yaitu “Kontribusi TC dalam Recovery”. Pembicara workshop dalam group berasal dari berbagai negara, mereka men-sharingkan pengalaman dalam menerapkan TC di negara masing-masing. Pengalaman dari berbagai negara ini diharapkan dapat memperkaya wawasan tentang TC bagi masing-masing peserta.

ImageHari ke-3 adalah hari untuk tour (Social Event Day Tour) ke berbagai tujuan wisata di Bali. Panitia telah menyediakan paket-paket tour seperti Tour ke Bedugul Tanah Lot, Tour Kintamani, Tour Besakih, Tour Tanjung Benoa dan Uluwatu, dll. Peserta nampak sangat senang dengan acara ini karena dapat berlibur sejenak disela-sela konferensi, sehingga mereka dapat memperoleh kesegaran baru dalam membahas materi-materi seminar selanjutnya.

Hari ke-4 diadakan sidang Pleno ke-2 (Plenary 2) yang merupakan Panel tentang peran keluarga dengan mengangkat tema : “Mudah untuk Memaafkan, Sulit untuk Melupakan dan Selalu ketakutan.” (Easy to Forgive, Hard to Forget, and Always Afraid). Pembicara dalam Plenary-2 ada empat orang, yaitu :

  1. Melanie Hermanto – Pendiri dan ketua Forum Komunikasi FSG Indonesia
  2. Maryanna Danois dari Daytop Family Association
  3. Martin Infante – Pendiri SELF Filipina
  4. Sushma Taylor, PHD, MFT, dari USA

Masing- masing pembicara membahas seputar peran keluarga dalam proses recovery. Keluarga yang sehat dan selalu mendukung (support) merupakan modal yang besar dalam pemulihan seorang pecandu. Keluarga dapat membentuk suatu group (FSG atau FA) dimana mereka bisa saling berbagi pengalaman dan memberi dukungan selama proses recovery salah satu anggota keluarganya. Keluarga juga dapat menjalani recovery-nya seiring dengan recovery yang dijalani oleh salah satu anggota keluarganya yang terkena masalah narkoba.

Setelah makan siang peserta dibagi lagi kedalam group-group, dimana masing-masing group terdapat workshop dengan tema yang bervariasi. Ada delapan Group masing-masing diisi dengan 2-3 pembicara. Di dalam group banyak diungkapkan sharingmengenai pengalaman mereka khususnya yang berhubungan dengan peran keluarga. Sebagai keluarga memang mudah untuk memaafkan pecandu dengan segala perilaku kecanduan mereka, namun demikian kejadian itu sulit untuk dilupakan, karena memang sudah terlanjur terjadi. Takut ? Mereka tidak merasa takut lagi karena ada orang-orang yang selalu peduli dan mendukung, mereka tidak sendirian. Hal ini semakin menambah keyakinan seperti tercantum pada Filosofi TC (TC unwritten Philosophy) yaitu : “You alone can do it, but you can’t do it alone”.

Hari ke-5 yang merupakan hari terakhir konferensi WFTC diisi dengan topik utama yaitu, Ilmu Biologi dalam Pemulihan (The Science of Biology of Recovery). Dalam topik ini dibahas tentang recovery dilihat dari sisi ilmu kedokteran jiwa.  Sidang Pleno 3 (Plenary 3) menampilkan empat pembicara, yaitu :

  1. Dr. Sally Satel seorang psikiater dari American Enterprise Institute. Ia membahas tentang Tanggungjawab individu dan Recovery dilihat dari ilmu kejiwaan, dimana adiksi dipandang sebagai penyakit otak (brain desease).
  2. Dr. Mauro Cibin, MD dari Italia, menyajikan judul “Bisakah TC dan ilmu syaraf (neuroscience) bekerja bersama untuk recovery ?” Ia men-sharingkan pengalaman di salah satu pusat rehabilitasi di Venesia- Italia dimana treatmen-nya memakai gabungan antara TC dan neuroscience.
  3. Cynthia Moreno Tuohy – dari USA, membahas topik yang berjudul “Romancing the Brain in Recovery”. Dimana ia memanfaatkan struktur otak dalam proses terapi.
  4. Dr. Don Kurth – dari USA, berbicara mengenai adiksi dari perspektif seorang praktisi klinis.

Acara konferensi ditutup dengan Closing Ceremony oleh Ketua WFTC Anthony Gelarmino, Pastor Somar dari Yayasan Kasih Mulia, dan panitia penyelenggara. Pada kesempatan itu diumumkan juga penyelenggara konferensi tahun berikutnya 2013 yaitu di negara Sri Langka. Tarian, musik dan lagu menutup acara konferensi akbar ini. Banyak materi disampaikan sebagai bekal dalam meningkatkan kualitas dan efektifitas ProgramTherapeutic Community di seluruh dunia. Melalui TC diharapkan seorang pecandu narkoba maupun keluarganya dapat menjalani recovery dengan baik, menjadi sebuah pribadi yang berkembang baik dari segi fisik, psikis, maupun kejiwaannya. Dengan ketulusan dan ketekunan TC diharapkan mampu mengatasi persoalan adiksi, mampu mengubah penderitaan menjadi senyum kebahagiaan dalam kehidupan umat manusia. Sampai bertemu di konferensi berikutnya.

Yayasan Sekar Mawar – Bandung
November 2012

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *