Dampak Pemakaian Methamphetamine

Methamphetamine atau dikenal dengan istilah “Sabu” adalah salah satu jenis Narkoba yang saat ini menduduki urutan no.2 paling banyak disalahgunakan di Indonesia (Indonesia Drug Report – BNN 2022).  Methamphetamine  atau “Meth” adalah zat stimulant sintetis yang dapat menimbulkan ketagihan dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang cukup serius, bahkan kematian.

Kristal Meth berwarna putih, tidak berbau, berasa pahit, & mudah larut dalam air atau alkohol. Bubuk kristal ini  juga dikenal dengan istilah “speed, chalk, ice, crystal, crank, atau glass”. Meth dapat digunakan dengan cara dihisap seperti rokok, dihirup, disuntikkan, atau ditelan, sering juga digunakan bersama-sama dengan zat lainnya.

Konseling Individu

Seseorang yang menggunakan Meth atau Sabu akan mengalami rasa euforia, bertambah waspada, dan energi yang meningkat dalam jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena melonjaknya jumlah dopamine, yaitu bahan kimia alami di otak.  Dopamin berpengaruh pada aktivitas gerakan tubuh, motivasi, dan mendorong perilaku yang mendatangkan euforia. Meth dengan cepat akan melepaskan dopamine tingkat tinggi ke area ganjaran di otak, yang membuat orang kecanduan & ingin terus menggunakan sabu.

Meth tidak hanya merubah cara kerja otak, tetapi juga mempercepat system tubuh ke tingkat yang membahayakan, bahkan mematikan, meningkatkan tekanan darah dan detak jantung serta pernapasan. Orang yang berulangkali menggunakan sabu juga dapat mengalami kecemasan, paranoia, agresif, halusinasi, dan gangguan mood.

Group Therapy

Efek Meth Jangka Pendek

Menkomsumsi sabu, meskipun dalam jumlah yang kecil, tetap dapat membahayakan kesehatan, seperti :

  • Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh
  • Pernapasan lebih cepat
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
  • Kehilangan nafsu makan, mual, pola tidur terganggu
  • Perilaku tidak menentu, agresif, mudah tersinggung atau kasar

Risiko Kesehatan Jangka Panjang :

Penggunaan Sabu yang kronis dapat menyebabkan banyak efek kesehatan jangka panjang & bersifat merusak, sekalipun orang itu telah berhenti menggunakan sabu, seperti :

  • Kerusakan permanen pada jantung & otak
  • Tekanan darah tinggi yang menyebabkan serangan jantung, stroke, & kematian
  • Kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru
  • Kecemasan, kebingungan, dan insomnia
  • Paranoia, halusinasi, gangguan mood, delusi, atau perilaku kekerasan (gejala psikotik kadang-kadang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah penggunaan sabu)
  • Gatal yang hebat, menyebabkan luka pada kulit karena digaruk
  • Osteoporosis dini
  • Masalah gigi yang parah
Therapeutic Community

Penyalahgunaan methamphetamine berpotensi tinggi mengalami kecanduan, yang ketika berhenti memakai akan mengalami gejala pemutusan zat (withdrawal), seperti : rasa cemas, letih, tremor, depresi, gangguan jiwa, ngidam (craving), dll. Gejala putus zat methamphetamine bervariasi untuk setiap orang, biasanya akan lebih parah terjadi pada penyalahgunaan yang sudah lama.

Seseorang yang mengalami kecanduan methamphetamine membutuhkan treatment yang tepat  agar dapat mencapai kepulihan. Berbagai macam treatment dapat diberikan seperti : konseling individu, kelompok dukungan (support group), terapi medis, terapi perilaku kognitif, pencegahan kekambuhan, dll.

Pusat Rehabilitasi NAPZA dapat menyediakan berbagai macam treatment tersebut dibantu oleh para ahli yang berpengalaman di bidangnya. Program treatment yang tepat dapat memulihkan mereka yang mengalami kecanduan methamphetamine & zat-zat adiktif lainnya.  

Diolah dari berbagai sumber oleh
Yayasan Sekar Mawar
Pusat Rehabilitasi Sosial & Pencegahan NAPZA

Referensi :
https://www.samhsa.gov
https://nida.nih.gov

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *